Kali ini aku berjumpa dengannya di parkiran depan rumahku..
“emank ada berapa orang sich yang
mukanya mirip dengan dia?? Sampai-sampai dimana-mana aku selalu bertemu
dengannya” Tanyaku dalam hati.
Siang
ini aku berencana kerumah sakit
menjenguk Meylin, temanku. Sesampainya di rumah sakit..
Brukk.....!!!!!!!!!
Aku
seperti bersenggolan dengan seseorang. Dan setelah kulihat siapa orang itu,
ternyata dia adalah...
Brukkk...!!!!!!!!
Tiba-tiba
aku tak sadarkan diri setelah tahu siapa orang itu.
“Ris,,
kamu gak papa kan???????” tanya Diana setelah dilihatku aku sudah sadarkan
diri.
“hhah????”
sahutku.
brukk...!!!!
aku pingsan lagi setelah melihat Setya, orang yang menabrakku tadi.
“Dia
kenapa sich?????????” tanya Diana pada Setya setelah melihatku pingsan lagi.
“aku
gak tahu” jawab Setya.
Dan
sejam kemudian aku baru tersadar. Kali ini aku tidak pingsan lagi karena aku
tidak melihat Setya.
“kamu
tadi kenapa sich Ris, pingsan sadar pingsan sadar...” tanya Diana.
“gak
papa koq..” ujarku
“apanya
yang gak papa,, kamu tadi pingsan.. pingsan lho Risma,, pingsan... gak
sadar...” sahut Diana.
“iya,,
beneran gak papa..”
*skip*
Hari ini aku berencana pergi J.J bersama Diana, sobat terbaikku.
“Astaghfirullahal adzim” tiba-tiba sepeda motor kami berhenti
begitu saja dan aku langsung terpaku, untung saja aku tidak sampai pingsan.
“kenapa berhenti Ris??” Tanya Diana.
Aku tak menjawab dan masih terpaku diatas sepeda motor yang kami
tumpangi.
Tiiinnnn..terdengar suara klakson sepeda motor yang lain dan
mobil di belakang.
“Kenapa sich Ris,, kalo mau berhenti minggir dulu say,
dibelakang macet tuch”
Aku masih terpaku.
“Risma!!!!” teriakku.
“hah?? Eh,, iya, sorry sorry” aku langsung tersadar dan dengan
cepat meminggirkan kereta yang kami tumpangi.
“tadi kenapa tiba-tiba berhenti ditengah jalan??” Tanya Diana.
“tadi tuch,, aku ngeliat Setya” jawabku.
“Setya lagi,, Setya lagi” celetuk Diana yang tak pernah percaya
kalau aku sering berjumpa dengan Setya.
“iya,, beneran. Sumpah!!”
“haloo.. Risma..?? masak dimana-mana jumpa Setya. Kemaren kita baru ketemu dia, nih ketemu dia lagi,, emanknya Setya
ada dimana-mana ea??” sahut Diana yang memang belum percaya.
“udah ah,, ku jelasin pun
kamu gagk akan percaya. Kamu aja lha yang bawa” sahutku sambil turun dari
sepeda motor.
Ntah kenapa setiap melihat Setya aku
tiba-tiba lemas dan tak berdaya. Seperti ada semacam tarikan yang menghisap
energiku.
Kadang aku berpikir,, kenapa aku
selalu berjumpa dengan Setya?? Gak dijalan, di sekitar rumah, dan
ditempat-tempat keramaian lainnya. Dan setelah itu berlalu, aku baru sadar
kalau cowok itu tadi bukanlah Setya,, melainkan cowok yang hanya mirip dengan
dia. Dan kadang aku bertanya,, apa salahku kepadanya sampai-sampai hidupku
terus dalam bayang-bayang dia?? Apa karena aku telah sering menolaknya?? Ya
Allah,, kenapa semuanya jadi begini?????
Oya,, sampai lupa,, perkenalkan aku
Risma, Risma Landry Reyhana, siswa kelas XI SMA Karisma. Setya adalah teman satu
SMP ku. Selama di SMP aku sangat-sangat benci dengan yang namanya Setya, M.
Prasetya. Karena dia selalu mengejekku, membanding-bandingkan aku dengan
Meilyn, dan disela-sela ejekan dia itu ada kata-kata bahwa dia cinta aku dan
menginginkan aku untuk jadi pacarnya. Karena aku sering diejek, aku menganggap
itu suatu penghinaan, sehingga aku tidak pernah menerima cinta dia.
Namun ntah kenapa setelah kami
lulus SMP dan memasuki SMA, rasa ini berbeda. Aku mulai mencintai dia, aku
tidak tahu apa sebabnya, apakah aku terkena pelet atau yang lainnya aku tak tahu.
Yang aku tahu aku punya rasa dengan dia.
*skip*
Tiinnn………..
Terdengar suara klakson sepeda
motor ber-merk Revo parkir didepan rumah.
“Ris,, cepat.. Diana udah datang
tuch…” terdengar suara mama memanggilku untuk lebih cepat.
“ya ma,,, bentar…” sahutku.
Sesampainya dibawah…
“ma, pa, berangkat dulu ya..”
“lho,, gak sarapan dulu Ris??”
Tanya papa.
“gak usah pa, Diana udah nunggu
tuch” jawabku.
“yakin gak sarapan??” Tanya papa
lagi”
“insya Allah pa” jawabku.
“yuk say..” ajak ku pada Diana
sesampainya didepan.
Kami pun langsung melesat dengan
kencang ke sekolah, dikarenakan kami belum selesai mengerjakan PR Sejarah.
Tiba-tiba..
“brukk”
“aww..!!!!!!!!!!!!!” teriakku
“sorry sorry,,” jawab cowok itu.
“kalau nyetir tuch yang bener
donk!! Bisa nyetri gak sich??” omelku sambil membersihkan baju dan rok.
Tanpa sepengetahuanku, ternyata
Diana dan cowok itu sedang berbincang-bincang. Dan cowok itu pun langsung
pergi.
“tuch cowok gak bertanggung jawab
banget sich,, udah dia yang salah gak minta maaf pulak..” omelku.
“udah udah ah Ris.. orang dianya
aja udah minta maaf koq” sahut Diana.
“mana?????”
“udah tadi, sama aku”
“ea kan sama kamu, aku?? Gak diliat
kali baju and rokku kotor gini gara-gara dia. Huh”
“ya udah lha.. alamak,,, mampus
kita Ris..”
“mampus apa??”
“sejarah say”
“hah??????????? Sejarah???????? I’m
coming…….!!!!!!!!!”
Kami pun langsung meng-gas sepeda
motor dengan kencang,, tidak peduli dengan orang yang kami lewati.. tujuan kami
hanya satu yaitu Sejarah..
*skip*
Sepulang sekolah..
“Ris,, ntar malem kamu gak ada
acara kan??????” Tanya Diana.
“hemm,, kayaknya sich gak” jawabku.
“keluar yok” sahut Diana.
“kemana??” Tanya ku.
“biasa,, J.J…” sahut Diana..
“ooh,, okelah…”
Sesampainya di Café Moshi. Café
penjual makanan khas Jepang.
“mau pesan apa mbak??” Tanya pelayan.
“bentar lagi mbak” jawab Diana.
“mau ngapai lagi sich??” Tanya ku.
“udah dech,, tunggu aja.. ntar kamu
juga tahu..”
“ye,,”
Setelah lumayan lama kami
menunggu..
“tuch orangnya” sahut Diana.
“siapa sich,, sampai segitunya”
tanyaku.
“tuch” tunjuknya.
Hah??????? Setya??????? Gak
salah????? Tanya ku dalam hati.
“Setya???????” tanyaku pada Diana.
“iya,, Setya..” jawab Diana.
Seperti biasanya, setiap aku
bertemu dengan Setya, aku terdiam, terpaku dan…. ntah lha…
“hai…” salam Setya.
“hai..” jawab Diana.
“udah lama??” Tanyanya.
“lumayan lha..” jawab Diana.
“Ris,,,???” ujar Setya padaku.
“ya???” jawabku tak percaya.
“pa kabar???” Tanya Setya setelah
melihatku.
“menurutmu???” tanyaku.
“yeah,, kalau tanya sama aku,, so
pasti ku jawab baik-baik aja lha..” jawabnya.
“Ris,, sorry ya,, tadi pagi aku gak
sempat minta maaf sama kamu” ujar Setya.
“maksudnya??” tanyaku.
“iya,, tadi pagi tuch aku yang nabrak
kamu sama Diana. Dan sewaktu aku mau minta maaf ke kamu, eh kamunya lagi asyik
bersihin baju and rok” sahut Setya.
“ooo… jadi yang nabrak tadi pagi
tuch kamu?????” walaupun aku ada rasa sama dia tetapi aku masih belum bisa
menyembunyikan kebencianku padanya.
“Ris,, aku ngundang kamu kesini
untuk minta maaf atas kesalahan-kesalahan aku selama ini ke kamu. Aku tahu koq kamu
benci banget sama aku. Ku sadari itu, karena aku dulu sering banget ngejek
kamu. Dan asal kamu tahu begitulah caraku untuk mengungkapkan rasa cintaku ke
kamu” ujar Setya.
“apa?? Dengan cara itu???” tanyaku.
“iya,, dengan cara itu aku
mengungkapkan rasa cintaku ke kamu. Ya, mungkin gak efisien atau apa lha..”
sahut Setya.
“truss??” Tanyaku.
“aku tahu aku gak bisa maksa kamu,
dan aku tahu cintaku tak akan terbalaskan”
“so????????”
“aku ngundang kalian kesini karena
aku mau pamitan ke kalian” ujar Setya.
“mau kemana rupanya kamu Set????” Tanya Diana.
“aku mau pergi dan gak akan
kembali” jawab Setya.
“maksudnya??????” Tanya Diana.
“2 hari lagi aku mau pindah ke Tokyo dan menetap disana” jelasnya.
“trus sekolahmu??????? Tanya Diana
lagi.
“aku bakal gak sekolah lagi disini.
Aku juga pindah sekolah kesana”
“hhmmm..” sahutku.
“oea,, aku ada ini” seraya dia
mengeluarkan sesuatu.
“untuk apa??????” tanyaku.
“kalau sewaktu-waktu kamu kangen
sama aku” jawabnya.
“hhmmm…” sahutku lagi sambil
memasukkan benda itu kedalam tas.
Setelah itu kami pulang diantar
oleh Setya memakai mobilnya. Selama perjalanan aku hanya terdiam, aku duduk di
jok belakang dan Diana didepan karena Diana ingin berbincang lebih banyak lagi dengan Setya.
Sesampainya
dirumah…
“maafin aku
Set,, aku udah salah banget sama kamu… aku gak pernah balas cinta kamu.. aku
gak pernah hargai usaha kamu… dan aku selalu ngeremehin kamu… 2 hari lagi kamu
udah gak disini,, kita pasti gak akan jumpa lagi… agar kamu tahu ea Set,, aku
tuch sebenarnya cinta sama kamu, cuma karena cara kamu yang aku sama sekali gak
setuju.. sekali lagi maafin aku Set…
Keesokan harinya…
“muka mu kenapa koq sembab gitu???”
Tanya Diana.
“gak papa” jawabku.
“apa nya yang gak papa,, kamu pasti
abis nangis. Ea kan????????????” Tanya Diana lagi..
“hhmmm..” jawabku sambil
meng-anggukan kepala.
“nangis kenapa kamu?????? Rangga??????????”
Tanya Diana lagi..
“bukann,,” jawabku.
“jadi kenapa??????????” tanyanya
lagi
“Setya” jawabku.
“hah??? Sejak kapan kamu menangisi
seorang Setya???????”
“ntah lha..” jawabku
“aku tahu aku udah salah sama dia,,
aku gak pernah bisa ngehargai rasa cinta dan usaha dia.. aku udah nyakiti hati
dia Din…”
“ya udah lha,, toch waktu gak bisa
diputar kembali and besok dia udah pergi untuk mencapai cita-cita dia” jelas
Diana.
“hah?????? Cita-cita??????????”
tanyaku.
“iya,, dia dapat tawaran buat jadi
model sekalian pemain sinetron disana and dia dapat beasiswa disana”jelas
Diana.
“koq aku gak pernah tahu?????”
tanyaku lagi.
“ya iyalah,, namanya kamu gak pernah
peduli sama dia,, gimana kamu bisa tahu tentang dia?????????” sahut Diana.
“ea ampyun…. Maafin aku Set…”
“ya udahlah,, toch dia udah bisa
nerima ini semua koq.. kamu harus bisa juga donk…!!!!!!!!!!!” Diana memberi
semangat.
“semangat!!!!!!!!!!!!!”
“semangat!!!!!!!!!!!”
Setelah
bertemu dia kemaren,, aku akan berusaha melupakannya. Karena kami gak mungkin
bisa bersatu. Dia akan pergi jauh dan gak akan kembali lagi. Dan otomatis
hidupku gak akan dalam bayang-bayang dia lagi. Hhmmm,, sedikit lega.
“tok tok tok.. asaalamu’alaikum..”
“wa’alaikumussalam..” jawab mama.
“eh,, Rangga, masuk nak.. tante
panggilkan Risma dulu ya..” ujar mama sambil mempersilahkan Rangga masuk.
“eh,, Rangga,,” sahutku setelah
melihatnya duduk manis di ruang tamu.
Ditengah-tengah obrolan kami,
tiba-tiba..
“tok
tok tok.. Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumussalam”
jawabku dari dalam
“oowgh,,
kamu nyah Din,, aku pikir siapa” sahutku.
“yo0k!!!!!!!!”
ajak Diana sambil menarik tanganku.
“kemana?????”
tanyaku penasaran.
“udah
ayo0k!!!!!!” ajak Diana lagi.
“bilang
dulu mau kemana...”
“kamu
gak mau ngeliat Setya untuk terakhir kali????” tanya Diana.
“terakhir
kali??? Emanknya dia mau mati apa?????”tanyaku.
“ya gak
sich... Cuma kan,,, kalaupun nantinya kalian bakal ketemu lagi pastinya kalian
udah berubah, gak kayak gini. Sama sekalian ngucapin selamat jalan ke dia..”
jelas Diana.
“gak
ah..” tolakku.
“da pa sich??” Tanya Rangga.
Pertanyaan Rangga tak digubris oleh
Diana.
“udah ayo0okk!!!!!!!!!”
“emanknya
dia perginya jam berapa sich????” tanyaku.
“jam
09.00 pagi ini” jawabnya.
“nih
udah jam sembilan kurang. Udah lha gak usah, kamu aja. Toch sampai disana dia
udah berangkat” jelasku.
“udah
lha ah...” Diana terus menarik tanganku kearah sepeda motornya.
Diam-diam Rangga mengikuti mereka
dari mereka
Sesampainya
di bandara..
“cepat
dikit napa,, lambat amat jalannya” tarik Diana.
“hmm..”
sahutku sambil mengikuti langkah dia.
Terdengar
suara panggilan buat para penumpang Pesawat Indonesia Airlines jurusan Tokyo.
“tuch
kan,, mereka belum berangkat Ris...” ajak Diana sambil terus menarik tanganku.
Sesampainya
didalam bandara...
“yeah
Ris,, pesawatnya udah lepas landas,, gak ketemu Setya lha kita..” sesal Diana.
“ya
udah,, emank kenapa sich???? Pulang yo0k!!!!!!!” ajakku.
“ya
udah lha...” jawab Diana lemas.
“kalian ini kenapa sich?? Mau
ketemu sama siapa sich???” Tanya Rangga penasaran.
“entah” jawabku
Sesampainya
dirumah ...
“Assalamu’alaikum..”
salamku..
“koq
gak ada yang jawab salamku sich?????? Kemana semua nih orangnya????” tanyaku..
“ada
apa sich ma???” tanyaku pada mama yang saat itu sedang menonton TV bersama papa
and kag Andry.
“nih
Ris,, ada berita kebakaran..” jawab mama.
“kalo
kebakaran aja sich udah biasa ma..” sahutku sambil mengambil minum kedapur.
“nih
beda Ris,, pesawat yang terbakar!!!!”jawab kag Andry dengan suara yang keras
“hah???????????”
teriakku tak percaya dari dapur sampai-sampai aku tersedak minumku.
“apa
kag?? Pesawat?????? Mana????????” tanyaku masih belum percaya.
“iya,,
tuch liat sendiri” jawab kag Andry.
Ternyata
benar yang dibilang kag Andry, sebuah
pesawat terbakar ketika sudah mencapai ketinggian 500 kaki diatas permukaan
tanah. Dan itu adalah...
“hah???
Jurusan Tokyo??????” makin bertambah kagetku setelah mengetahui bahwa pesawat
itu adalah pesawat yang ditumpangi Setya...
Tanpa
sadar akupun langsung menangis didepan TV sampai kag Andry mengagetkanku.
“hey,,
napa ko Ris???????” tanya kag Andry.
Spontan
aku menggeleng dan langsung masuk ke kamar. Langsung menangis sekeras-kerasnya karena aku udah gak tahu
lagi gimana cara aku memaafkan diriku yang sudah membiarkan Setya pergi. Aku
langsung menelepon Diana untuk memberitahu itu. Ternyata setelah ku telepon dan
Diana mengangkatnya,, Diana sudah tahu tentang itu dan sebelum aku menutup
teleponku, tiba-tiba...
Brukkk..!!
badanku rebah diatas tempat tidur..
“Ris,,
kamu masih disana kan??????” tanya Diana.
Mungkin
karena penasaran, Diana langsung meng-gas Revo miliknya dan langsung nerobos
masuk ke kamar ku.
“Ris,,
kamu gak papa kan??????” tanya Diana setelah aku tersadar.
aku diam seribu bahasa, aku masih
belum percaya atas kejadian tadi.
“iya,
aku ngerti.. kalo kamu mau nangis,,
nangis lha dipundakku” tawar Diana.
“maafin
aku Din..” ujarku
“minta
maafnya bukan sama aku,, tapi sama Setya”ujar Diana.
“iya
Din, aku udah banyak salah sama dia dan aku belum sempat minta maaf Din,, apa
kira-kira Setya bisa maafin semua kesalahanku??????” sesalku.
Hari-hari
selanjutnya kujalani dengan tidak semangat karena cintaku pupus sudah...
Yang
aku ingin sampaikan kepadamu “Selamat Jalan Setya, aku minta maaf atas
kesalahanku selama ini... I Love You too Set...”
Setelah kejadian itu hidupku
benar-benar hampa,, bahkan Rangga sekarang pun sudah tak ku pedulikan lagi..
THE END