Pagi ini ku langkahkan kaki dengan penuh semangat
dan hati yang siap bertempur menuju ke medan juang selanjutnya. Untuk pertama
kalinya aku pergi keluar kota ku tercinta, Kisaran. Sebuah kota kecil yang
telah menempaku hingga sebesar ini, menempa dengan hingar-bingarnya kehidupan
hingga aku mengerti arti kehidupan sesungguhnya. Selama beberapa malam mataku
tidak dapat terpejam dengan sempurna, pikiranku hanya tertuju ke saat ini. Saat
yang paling aku tunggu namun menyisakan kesedihan yang sangat mendalam. Saat
yang sebenarnya paling aku benci jika ingat akan kalian, “kahfi”, sahabatku
yang telah menuntun aku hingga menjadi seperti ini, hingga tidak terdengar lagi
kalimat “Eby, kemana jilbabmu?” yang ku balas dengan “tadi jatuh dijalan..
hehee” sambil cengengesan. Berkat kalian sobatku, aku mengerti mengapa kalian
tidak jarang memarahiku disaat jilbabku terlepas dari kepalaku ini…
Dan
hari ini, hari pertama aku bakalan jauh dari kalian. Tidak akan ada lagi yang
memarahiku jika jilbabku terlepas, dan itu tidak perlu karena insya Allah
jilbab ini akan terus dan selalu melekat di kepala ini hingga ajal menjemput.
Semua
barang sudah ku kemasi, sekilas ku lihat senyum mereka di pintu kamarku. Senyum
mereka yang kulihat setiap hari nantinya tidak akan kudapati selama di tempat
tinggalku yang baru, Kota Medan, kota yang berhasil merubah banyak orang, kota
tempat lahirnya orang-orang hebat, kota yang dari sana juga lah terlahir sebuah
grup nasyid kesayanganku, Maidani.
***
Hari
ini masih hari Kamis, masih ada 4 hari lagi sebelum aku mulai bimbel di sebuah
tempat bimbingan belajar yang telah membantuku setahun terakhir, yang telah
mengembalikan dan meningkatkan semangat belajarku, Ganesha Operation, hingga
aku pantas untuk duduk di kelas XII unggulan di sebuah sekolah favorit di kota
kecilku. Tak henti-hentinya aku membahas-bahas soal yang ada di buku itu,
sejenak semangat belajarku meluap-luap dan meninggalkan kenangan di kota
kecilku. Pikiranku hanya satu, hanya tertuju pada hari pertama bimbelku,
bertemu dengan orang-orang hebat, orang-orang pintar dari seluruh penjuru
provinsi Sumut.
Hingga
aku dikagetkan oleh dering hp ku yang singkat pertanda masuk sms baru, yang
berhasil menumpahkan seluruh air mata ku yang sebelumnya belum pernah tumpah
dan banjir sebanyak ini. Saking banyaknya hingga air bah pun dapat terkalahkan
oleh derasnya air mata ku ini. Sangat-sangat tidak mungkin untuk dipahami
apalagi untuk dipercaya, semua ini sangat diluar dugaan. Bagimana mungkin ini
dapat terjadi???
Seketika
ku putuskan untuk pulang ke kota kecilku, membuktikan ketidakpercayaan ini. Tak
lagi ku pedulikan hari pertama ku bimbel, tak ku pedulikan amarah mama bapakku
yang tiba-tiba sudah melihatku sampai dirumah pada malam yang selarut ini
apalagi dengan meninggalkan hari pertama bimbel, tak ku pedulikan kasus yang
sedang terjadi disekitar rumahku, pikiranku hanya tertuju pada satu, bagaimana
caranya agar besok pagi sampai dirumah Alfiyah, sobatku yang terakhir ku
ketahui dan ku pastikan sendiri bahwa memang benar pergi meninggalkan dunia,
pergi meninggalkan kami, sobatnya “kahfi”, keluarga nya, orang-orang
terdekatnya, semua orang yang mengenalnya. Terlalu cepat dia meninggalkan kami,
terlalu banyak kisah yang belum kami ukir bersama, terlalu banyak arang
permasalahan yang belum kami buat dan kami selesaikan, dan juga terlalu cepat
Kau ambil dia ke sisi-Mu.
Sekarang
seharusnya kau sudah duduk manis mendengarkan dosen yang mengajar didepan
kelasmu, Jurusan Ilmu Filsafat dari sebuah kampus ternama di negeri ini, Universitas
Gajah Mada. Kau mendapatkannya Via sayang, kau mendapatkannya. Mimpi yang
selama ini selalu kau idam-idamkan sekarang sudah ada didepan mata, mimpi yang
selama ini selalu kau umbar-umbar ke semua orang sekarang sudah kau buktikan.
Kau sudah berhasil Via, UGM sudah dalam genggamanmu, tinggal kau menunjukkan
pada dunia siapa kau sebenarnya, tinggal kau menunjukkan kepada semua orang
“Ini lah aku, Alfiyah Vanasti yang dahulu punya mimpi besar untuk menjadi orang
besar dan menggenggam dunia, sebentar lagi akan menjadi kenyataan”.
Tapi
tenang aja sayang, masih ada kami yang dengan semangat dan kegigihan serta
kerja keras yang kau tinggalkan untuk kami, kami pasti mampu mewujudkan
cita-citamu itu. Sekarang kami sudah duduk di jurusan dari masing-masing universitas
pilihan kami, yang nantinya bakal menjadi universitas kehidupan yang hakiki
yang akan kami persembahkan untukmu. Kami percaya bahwa dimana pun kami berada
disitu pasti ada engkau yang akan selalu mendukung segala hal yang kami lakukan,
yang nantinya mimpi kita bersama akan tercapai.
Perlu
kau ketahui sayang, bahwa kami sekarang sudah memasuki tahun kedua perkuliahan
kami. Kita semua lulus di jalur undangan tahun lalu. KITA, bukan kami. Dan satu
hal lagi, IP kami insya Allah diatas 3, dan semoga sampai akhir selalu begitu,
berkat semangatmu.
Kau pasti sudah tau kami lulus dimana saja kan???
Tapi walaupun kau sudah tau, aku bakalan menuliskannya kembali agar dapat kau
pajang di dinding kamar keabadianmu, dan sebagai pengingat jika seakan akan kau
lupa.
·
Febry Utami,
Agroekoteknologi Unand
·
Nur Azizah, Komputer
Statistik, STIS
·
Lestary Sriyanti
Simanjuntak, Teknik Pertanian, UGM
·
Maya Nandani,
Pend.Fisika, Unimed
·
Djuwi Adiba, Pend.Bhs
Inggris, Unimed
·
Siti Rahmi, Pend.Kimia,
Unimed
·
Alfiyah Vanasti
Nasution, Ilmu Filsafat, UGM
Lihat sob, betapa senang kan melihatnya. Kami
berjanji kami akan tetap bersinar demi engkau sobatku. Kami bakal
mempersembahkan dunia ini untukmu, kami tidak akan berhenti untuk terus
berprestasi seperti yang kita raih di sekolah dulu. Dan satu lagi, “KAHFI”
selamanya akan tetap 7 orang, tidak akan pernah berkurang. Kau selamanya akan
tetap di hati kami, menghiasi hari-hari kami dan menjadi penyemangat kami.