2020 Menjadikanku Kuat

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Mungkin sudah lama sekali semenjak blog ini ditinggal menjalani kesibukan yang lain oleh pemiliknya.
Maafkan sudah menomorsekiankan kamu, yang dahulu aku selalu rajin mengunjungimu.
Mungkin bisa dikatakan tahun ini aku full tak menyentuh dirimu, tak singgah walau sebentar seperti biasa.
Terbukti dengan tidak adanya postingan terbaru yang tercantum 2020.


Aku ingin bercerita tentang tahun ini. Begitu banyak peristiwa yang terjadi di tahun ini.
Berawal dari perjuangan yang sangat luar biasa untuk bisa menembus menjadi salah satu profesi terbaik negeri ini, seorang abdi negara, yang sampai mengharuskan tubuh ini terbaring lemah di salah satu rumah sakit di Kisaran, untuk pertama kali pembuluh darah ini bertemu dengan suntik infus, oh begini rasanya. Pedih, sedih, karena akhirnya bertemu juga.
Waktu itu akhir Januari sampai awal Februari.
Yang sampai waktunya tiba nama ku hanya lolos di tahap pertama, tak apa-apa pikirku, setidaknya aku sudah mencoba.
Karena pemulihan sakit tipes ku yang memakan waktu lumayan lama, mengharuskanku untuk istirahat dulu di rumah, sehingga menunda untuk menjalani aktivitas di Kota Padang kembali.
Sembari pemulihan kesehatan, Qadarullah Alhamdulillah datang seseorang untuk meminta izin kepada orang tua untuk melamar, dialah sosok terbaik yang sekarang menjadi suamiku.
Sampai pada awal Maret, santer terdengar berita tentang Covid-19, yang mengharuskan penjagaan yang ketat untuk seluruh warga Indonesia, termasuk aku yang semakin mengurungkan niat untuk merantau kembali, sampailah berita aku memutuskan istirahat perkuliahan pada semester genap itu.


Beberapa bulan berlalu.


17 Juni 2020. Terucap Mitsaqan Khaliza, janji suci kepada Allah yang disaksikan para malaikatNya, resmi aku menjadi isteri dari suamiku tercinta, Suparmin.
Aku menikmati hari-hariku menjadi seorang isteri sekaligus ibu rumah tangga dari keluarga kecilku.
Pertengahan Juli 2020 kami (aku dan suami) kembali ke Padang untuk meneruskan aktivitas kembali, suamiku yang juga berdomisili di Padang dan mempunyai kesibukan juga kehidupan di kota itu.
Singkat cerita, pertengahan ke akhir bulan Agustus kami mengharuskan pulang kembali ke Kisaran dikarenakan kondisi orang tua (bapak) yang sedang dalam keadaan tidak baik. Qadarullah bapak jatuh sakit yang mengharuskan dirawat di rumah sakit, dari rumah sakit di Kisaran, dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Medan, berlanjut ke rumah sakit negeri di Medan. Selang beberapa bulan, bapak dibawa pulang ke rumah untuk menjalani perawatan di rumah.
Namun di awal November, kondisi bapak jatuh kembali, sehingga mengharuskan untuk diopname kembali, waktu itu di rumah sakit di Kisaran. Sampai akhirnya bapak menghembuskan nafas terakhir pada 10 November 2020, bertepatan dengan hari pahlawan (You are our Hero, Pak). Bantu Al-Fatihah buat bapak ya teman-teman, bapak merupakan orang baik selama hidup di dunia.

Begitu banyak peristiwa yang terjadi di tahun 2020. Semoga semuanya semakin menjadikan kita sebagai sosok yang kuat, yang mampu menjalani semuanya dengan ikhlas, tabah, dan tawakkal.
"Allah tidak akan menguji hambaNya diluar kemampuan hambaNya".
Aku yakin dan percaya, Allah memberi ujian pada kami pertanda Allah sayang pada kami, tanda bahwa Allah akan menaikkan derajat kami.
Insya Allah pasti ada ibroh dari semua ini.

Dengan bergantinya tahun, semoga di 2021 nanti kami menjadi makhluk yang semakin baik, selalu sabar, tabah, dan tawakkal atas apapun yang terjadi, juga semakin kuat menjalani semuanya.
Bismillah wa Biiznillah.

Yang Pernah Terlupa

Tetiba teringat akan kisah dahulu
Sejenak meragukan ku atas semua yang ku ambil
Betapa mudahnya aku kala itu
Sakit, itu pasti
Pedih, apa lagi
Tapi Engkau masih menguatkan hati untuk tetap bertahan
Engkau selalu mempunyai pengalihan2 yang sanggup membuatku menerima semuanya
Ketentuan Mu itu yang aku ikhlaskan
Keputusan nya itu yang aku agungkan
Bahkan jika tidak diberi waktu sekarang, mungkin kali lain aku akan tetap mencobanya

Sesuatu yang membuat diri ini sadar sedang dimana
Tingkatan mana yang kiranya sudi menempatkan aku berada di sisinya
Dan seketika sadar, Engkau masih sayang padaku
Engkau tahu kepada siapa lelah ini mengadu
Engkau paham kepada siapa air mata ini patut terkeluh
Yaa, sekarang aku yakin
Bahwa bukan dirinya lah yang terhakimi
Bukan padanya lah bahu ini dimiliki
Engkau sudah jauh berada di ujung inti

Febry Utami.2019

Ketika Waktu Menyapu

Kini ku terjebak disini
Di tempat yang sama sekali asing
Bulan ini, bintang ini, seolah semuanya menertawakanku
Jarak ini begitu menyiksa

Ya, andaikan saja itu semua tak terjadi
Mungkin aku masih bisa melihat senyummu kala pagi tiba
Menilik hingga kesorean menjelang
Namun, aku bukanlah waktu yang selalu mengikuti kemana pun langkahmu

Terkadang aku malu pada lembayung
Yang selalu bisa menawarkan keindahan di kala akan tenggelam
Aku yang tak berada di sisinya
Inginku agar segera mendengarkan kesahnya
Mengusap bulir-bulir itu
Menjadi telinga setianya
Yaa, aku sadar, berat langkahku untuk tetap menuju mu
Sepasang ini seolah olah sudah tidak utuh milikmu lagi
Rela itu harus
Kau yang mengajarkan ku untuk berbagi, bukan

Mendengarkannya menjadi rutinitas malam ku
Rutinitas yang sangat ku nikmati
Bahkan hingga pagi menjelang
Namun aku tak menyangkal, aku tak menginginkannya
Tubuhku mungkin iya, tapi tidak dengan hatiku

Maafkan haus yang selalu menerpa
Air yang ku nanti itu, bukan darimu
Bahkan apakah kau mempunyai atau tidak
Maafkan jika aku harus berbagi
Ku yakin kau senang melihatnya
Inilah aku, yang selalu tidak untukmu
Maafkan aku, jika hati ini masih untukmu

FU_220519

INDUKSI KETAHANAN CABAI (Capsicum annuum L.) TERHADAP KUTU KEBUL (Aleurotrachelus trachoides) (HEMIPTERA: ALEYRODIDAE) DENGAN   RIZOBAKTERI...